faktor psikologis dalam kehamilan
Faktor
Psikologis
Faktor Psikologis yang turut
mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari:
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi
saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga
merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya
dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih
bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Yang terakhir adalah Faktor
lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari
segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi.
Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil
sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok,
kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan,
terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang
adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi.
Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene.
Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya
setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi
faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang
cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di
tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan
adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka
kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah
bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan
merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah
berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan
sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
Faktor Psikologis yang turut
mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
Stressor. Stress
yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin
dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti
jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan
andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga
mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam
berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan
siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Yang terakhir adalah Faktor
lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari
segi gaya
hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang
ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap
rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan,
terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang
adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi.
Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu
hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya
setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian
yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara
rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan
lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal,
membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan
dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah
bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan
merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah
berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan
sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
Kehamilan seharusnya adalah masa yang paling bahagia dalam kehidupan
seorang wanita, tapi buat sebagian wanita masa ini adalah masa yang
membingungkan, takut, sedih, stres, dan bahkan depresi. Sekitar 10-20% wanita
akan mengalami gejala2 depresi saat hamil, dan seperempat sampai separuhnya
akan menjadi depresi beneran (mayor depresi).
Depresi merupakan gangguan mood yang menyerang 1 dari 4
wanita pada suatu titik tertentu dalam kehidupannya, jadi nggak usah heran jika
kelainan ini juga bisa mengenai wanita hamil. Tetapi sering sekali depresi
tidak di diagnosa dengan baik saat hamil karena sering dianggap hanya suatu
bentuk gangguan keseimbangan hormon. Asumsi ini tentu saja bisa membahayakan
ibus serta bayi yang dikandungnya.
Depresi bisa diobati dan dimanage selama kehamilan.
Depresi saat kehamilan atau antepartum depresi, merupakan gangguan mood sama
halnya dengan depresi klinis. Gangguan mood merupakan kelainan biologis yang
melibatkan perubahan kimia pada otak. Saat kehamilan , perubahan hormon bisa
mempengaruhi kimia otak yang berhubungan dengan depresi dan gelisah. Hal ini
bisa di sebabkan/dimunculkan oleh situasi yang sulit, yang akhirnya menimbulkan
depresi.
Bumil dengan depresi biasanya mengalami beberapa gejala
ini selama 2 minggu atau lebih:
* Sedih yang persisten (menetap)
* Sulit yang berkonsentrasi
* Banyak tidur atau kurang tidur
* Hilangnya minat pada aktifitas yang biasanya di sukai
* Pikiran berulang akan kematian, bunuh diri atau putus
asa
* Gelisah
* Rasa bersalah atau rasa tak berguna
* Perubahan pola makan
Hal-hal yang bisa mencetuskan depresi selama hamil
* Gangguan hubungan keluarga
* Riawayat depresi baik diri maupun keluarga
* Pengobatan infertilitas
* Riwayat aborsi sebelumnya
* Pengamalan yang Stressful
* Adanya komplikasi dalam kehamilannya
* Riawayat KDRT atau trauma
Depresi yang tidak ditangani bisa memberikan potensi
bahaya ke ibu dan janin. Deperesi yang tidak tertangani bisa menyebabkan asupan
nutrisi menjadi jelek, merokok, dan tingkah laku ingin bunuh diri, yang mana
hal2 ini bisa menyebabkan kelahiran kurang bulan, berat lahir rendah, dan
gangguan pertumbuhan lainnya.
Pilihan pengobatan pada wanita hamil berupa: kelompok2
suportif, psikoterapi dan Obat2an. Bicarakan dengan dokter atau orang lain yang
mengerti persoalan yang dihadapi. Prinsipnya jangan menghadapi depresi seorang
diri. Jika gejalanya berat biasanya segera diberikan obat2an anti depresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar