KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS “ , sebagai salah satu
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Patologi (Askeb IV). Pada semester 4 Program
Studi D III Kebidanan STIKes Mercubaktijaya Padang.
Penyusun
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karna itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Devi Syarief, S.Si.T, M.Keb selaku
dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas penyusunan makalh ini sehingga
kami mendapatkan pengetahuan tentang “Kehamilan dengan Hepatitis”.
2.
Semua pihak khususnya anggota
kelompok yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengerjakan tugas
ini.
3.
Serta teman – teman semua yang
telah mendukung selesainya makalah ini .
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga makalah ini berguna baik bagi penulis maupun pihak yang
memanfaatkannya.
Penulis menyadari bahwa makalh ini jauh dari sempurna . oleh karna itu
saran dari pembaca sangat penulis harapkan dengan demi perbaikan makalah ini.
Padang
, 31 Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hepatitis bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier-nya
tergolong banyak, Kedua, imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization)
di Indonesia baru dimulai beberapa tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang berisiko tinggi kena Hepatitis patuh meminta
vaksinasi. Dengan kondisi seperti itu, berarti masyarakat yang telanjur
tertular Hepatitis sudah sekian banyak, dan kian tak terkontrol pula.
Masih banyak masyarakat kita yang belum tahu, bahwa hubungan seks bebas
juga bisa menjadi sumber penularan Hepatitis. Sembarang melacur, lalu seorang
suami tanpa disadarinya sebab mungkin tidak tahu, menularkan penyakitnya kepada
istrinya, lalu kepada anak-anaknya lewat cemaran cairan tubuh antar-anggota
keluarga, atau persalinan bayi.
Penyakit ini biasanya jarang terjadi pada wanita hamil. Namun, apabila
timbul ikterus (gejala kuning) pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling
sering adalah hepatitis virus.
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama
dengan wanita tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang,
wanita hamil lebih mudah terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya
dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik. Hepatitis virus dapat
timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian yang sama. Menurut sebuah
penelitian, 9.5 persen hepatitis virus terjadi pada trimester I, 32 persen
terjadi pada trimester II, dan 58.5 persen terjadi pada trimester III.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu
melakukan penapisan pada bumil khususnya Kehamilan dengan Hepatitis.
2. Tujuan khusus
agar mengetahui pengertian
dan macam – macam penyakit dalam kehamilan, khususnya pada kasus ibu hamil
dengan hepatitis
agar dapat melakukan manajemen pengkajian data
agar dapat melakukan
diagnosis dari pengkajian data
C. Metode Penulisan
Metode ini menggunakan metode study pustaka yaitu berasal dari bahan –
bahan atau buku – buku yang erat hubungannya dengan tugas ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFENISI
Hepatitis atau radang hati, satu
jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di antara penyakit – panyakit
lain yang menyerang hati. Penyakit ini terutama disebabkan oleh virus dan
ditandai oleh perubahan warna kulit dan bagian putih mata (sclera) menjadi
kekuningan. Warna kuning tersebut timbul karena adanya pengendapan pigmen
bilirubin, yang bersal dari cairan empedu. Warna air kencing penderita pun
menjadi kuning atau bahkan kecoklatan seperti air teh. (Ensiklopedi)
Hepatitis B kronik adalah suatu penyakit infeksi ditandai oleh peradangan
hati berlanjut, lebih lama dari masa penyembuhan infeksi hepatitis akut, yaitu
lebih dari 6 bulan.
Infeksi VHB pada masa anak – anak mempunyai resiko menjadi kronis, terutama
pada anak yang mendapat infeksi perinatal. Data yang menunjukkan bahwa bayi
yang terinfeksi VHB sebelum usia 1 tahun mempumyai resiko kronisitas sampai 90
%, sedangkan bila infeksi VHB terjadi pada usia antara 2 – 5 tahun resikonya
menjadi 50 %, bahkan bila terjadi infeksi pada anak usia di atas 5 tahun, hanya
beresiko 5 – 10 tahun untuk terjadinya kronisitas.
Istilah “hepatitis” dipakai untuk semua jenis
peradangan pada hati (liver). Penyebabnya berbagai macam, mulai dari virus sampai
dengan obat - obatan. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis,
hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis
akibat virus bisa akut (hepatitis A), bisa kronik (hepatitis B dan C) dan bisa
juga kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).
Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis
virus adalah sama dengan wanita tidak hamil pada umur yang sama. Kelainan hepar
yang mempunyai hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, ialah : Acute
fatty liver of pregnancy (Obstetric acute yellow-atrophy). Infeksi hepatitis
virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa kehamilan,
namun tetap memerlukan penanganan khusus, mengingat penyulit-penyulit yang
mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin. Hepatitis virus sering menimbulakan
jaundice pada kehamilan, dengan kemajuan pengobatan saat ini, asam
ursodeoxychalic dapat mengurangi kerusakan hati, baik akut maupun kronik.
Common hepatic viral pathogent in pregnancy
B.
ETIOLOGI
Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab
hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi.
Penyebab-penyebab tersebut antara lain :
1.
Infeksi
virus ; hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, Hepatitis E,
Hepatitis F,hepatitis G.
2.
Non
virus ; Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan kimia atau zat
kimia, Penyakit autoimun.
Nama-nama
virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah:
v virus hepatitis A atau VHA
v virus hepatitis B atau VHB
v virus hepatitis C atau VHC,
v virus hepatitis D atau VHD,
v virus hepatitis E atau VHE,
v virus hepatitis F atau VHF
v virus hepatitis G atau VHG.
Sedangkan penyakit hepatitis yang ditimbulkannya disebut
sesuai dengan nama virusnya. Di antara ketujuh jenis hepatitis tersebut,
hepatitis A, B dan C merupakan jenis hepatitis terbanyak yang sering dijumpai.
Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang ditemukan. Para ahli pun masih
memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis hepatitis tersendiri atau
tidak.
Ikterus merupakan salah satu gajala klinis pada wanita hamil
denga hepatitis, namun adapun ikterus dalam kehamilan sebenarnya disebabkan
oleh beberapa keadaan. Ikterus yang disebabkan oleh kehamilan berupa ;
perlemakan hati akut, toksemia, dan kolestasis intrhepatik. Sedangkan ikterus
yang tejadi bersamaan dengan suatu kehamilan; hepatitis virus, batu empedu,
penggunaan obat-obatan hepatotoksik, dan sirosis hepatis. Ikterus dapat timbul
pada satu dari 1500 kehamilan, 41% diantaranya adalah hepatitis virus,21%
oleh karna kolestatis intahepatik, dan kurang dari 6% oleh karna obtruksi
saluran empedu di luar hati.
C.
GEJALA
KLINIK
Penyakit hati bisanya jarang terjadi pada wanita hami, namun
apabila timbul ikterus pada kehamiln, maka penyebabnya yang paling tering
adalah hepatitis virus. Penyakit hepatitis biasanya memberikan keluhan mual,
muntah, anoreksia, demam ringan, mata kunng. Pada pemeriksaan fisik dapat
dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan splenomegali hanya ditemukan pada
20-25% penderita.
Gejala dan tanda penyakit hepatitis-B adalah sebagai
berikut :
1.
Selera
makan hilang
2.
Rasa
tidak enak di perut
3.
Mual
sampai muntah
4.
Demam
tidak tinggi Kadang-kadang disertai nyeri sendi
5.
Nyeri
dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
6.
Bagian
putih pada mata (sklera) tampak kuning
7.
Kulit
seluruh tubuh tampak kuning
8.
Air
seni berwarna coklat seperti air teh
D. PENGARUH HEPATITIS VIRUS PADA KEHAMILAN DAN JANIN
Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan
trimeseter II maka gejala-gejala nya akan sama dengan gejalahepatitis virus
pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-gejala yang timbul relatip lebih
ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada trimester III, namun
penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit.
Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan
menimbulkan gejala-gejala yang lebih berat dan penderita umumnya me-nunjukkan
gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah acute hepatic necrosis sering
terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang sangat tinggi, dibandingkan
dengan penderita tidakhamil. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo
tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menye-babkan
penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosisTampaknya keadaan gizi ibu
hamil sangat menentukan prognose.
Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala
hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu hamil.
Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula me-ningkatnya kebutuhan
protein untuk pertumbuhan janin,menyebabkan infeksi hepatitis virus pada
kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat.Pengaruh kehamilan
terhadap berat ringannya hepatitis virus,telah diselidiki oleh ADAM, yaitu
dengan cara mencari hubungan antara perubahan-perubahan koagulasi pada
kehamilan dengan beratnya gejala-gejala hepatitis virus. Diketahuibahwa pada
wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses
pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan
aktivitasfibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC(Disseminated
Intra Vascular Coagulation). Dalam penelitianini terbukti bahwa DIC tidak
berperan dalam meningkatkanberatnya hepatitis virus pada kehamilan.Tetapi
sebaliknya, bila sudah terjadi gejala-gejala hepatitisvirus yang fulminant,
barulah DIC mempunyai arti.Hepatitis virus pada kehamilan dapat ditularkan
kepada ja-nin, baik in utero maupun segera setelah lahir. Penularan virusini
pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu :
1.
Melewati
placenta
2.
Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
3.
Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya
4.
Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.
Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta,
sehingga terjadi hepatitis virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau
janin mati pada periode neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan
dapat menembusplacenta, ialah virus type B. Beberapa bukti, bahwa virus
hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya hepatitis antigen dalam
tubuh janin in utero atau pada janin barulahir. Selain itu telah dilakukan pula
autopsy pada janin-janin yang mati pada periode neonatal akibat infeksi
hepatitisvirus. Hasil autopsy menunjukkan adanya perubahan-perubahan pada
hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai suatubentuk cirrhosis.
Perubahan-perubahan yang lanjut pada heparini, hanya mungkin terjadi bila
infeksi sudah mulai terjadi sejak janin dalam rahim. Kelainan yang ditemukan
pada hepar janin, lebih banyak terpusat pada lobus kiri. Hal ini membuktikan,
bahwa penyebaran virus hepatitis dari Ibu ke janin dapat terjadi
secarahematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu ke janinatau
bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu
dengan saat persalinan. Angka tertinggididapatkan, bila infeksi hepatitis virus
terjadi pada kehamilantrimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami
hepatitis virus padawaktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus pada
bayi-nya yang baru lahir, namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru
lahir tidak mengandung virus tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus
B dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan pada
janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yanghanya merupakan
carrier tanpa gejala klinik.
Dilaporkan, bahwa Ibu hamil yang mengalami hepatitis virus
B, dengan gejala yang jelas, 48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada
Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen, hanya 5%
dari bayinya mengalami virus B antigenemia. Meskipun hepatitis virus, belum
jelas pengaruh nya terhadap kelangsungan kehamilan, namun dilaporkan bahwa
kelahiran prematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai hepatitisvirus B.
Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kerena icterus pada janin.
Icterus terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta
dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami hemolitik jaundice. Bila penularan hepatitis
virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka gejala-gejalanya baru akan
nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan,
bahwa hepatitisvirus pada Ibu hamil dapat menimbulkan kelainan congenital pada
janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis
virus, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang menyolok, hanya ditemukan
bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan
ini tidak memberikan kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya.
E.
PENCEGAHAN
Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan
penderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg.
berat badan. Gamma globulin ternyatatidak efektif untuk mencegah hepatitis
virus B. Gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi
yang buruk mempermudah penularan hepatitis virus. Untuk kehamilan berikutnya
hendaknya diberi jarak sekurang-kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan
syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium
telah kembali normal. Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap
dilakukan pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam
bulan kemudian.
F.
PENGOBATAN
Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak
berbeda dengan wanita tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit
sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan
diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapitinggi protein dan
karbohydrat.Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari.Kortison baru
diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada hepatitis virus yang aktip
dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena
menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai
periode post natal dengan dilakukan pemeriksaantransaminase serum dan
pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak
perlu diberi pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus,
yang perlu dilakukan ialah pada ibu hamil yang HBsAg positif bayinya perlu
dilindungi dengan segera sesudah lahir sedapat mungkin dalam waktu dua jam bayi
diberi suntikan HBSIG dan langsung divaksinasi dengan vaksin hepatitis B
. Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain HBsAg pasitif, HBe nya juga
positif. Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan interval satu bulan atau
sesuai dengan skema vaksin yang digunakan. Selain itu pada kasus seperti ini
para dokter dan tenaga medis harus diberi vaksin juga. Pengelolaan secara
konservatif adalah terapi pilihan untuk penderita hepatitis virus dalam
kehamilan. Prinsipnya ialah suportif dan pemantauan gejala penyakit.
Pada awal periode simptomatik dianjurkan :
1.
Tirah
baring
pada periode akut
dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak tidak terbukti
dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali pada mereka dengan umur tua dan keadaan
umum yang buruk
2.
Diet
Tidak ada larangan
spesifik terhadap makanan tertentu bagi penderita penyakit hepatitis. Sebaiknya
semua makanan yang dikonsumsi pasien mengandung cukup kalori dan protein.
Satu-satunya yang dilarang adalah makanan maupun minuman beralkohol. jika
pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah – muntah, sebaiknya diberikan infus.
Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30 – 35 kalori
/ kg BB) dengan protein cukup (1 g / kg BB). Pemberian lemak seharusnya tidak perlu
dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak, karena disamakan dengna
kandung empedu.
3.
Medikamentosa :
a.
Interferon
adalah protein alami yang disintesis oleh sel-sel sistem imun tubuh sebagai
respon terhadap adanya virus, bakteri, parasit, atau sel kanker.
Ada tiga jenis interferon yang memiliki efek antivirus yaitu
:
·
interferon
alfa,
·
interferon
beta
·
interferon
gamma.
Efek antivirus yang paling baik diberikan oleh interferon
alfa. Interferon alfa bekerja hampir pada setiap tahapan replikasi virus dalam
sel inang. Interferon alfa digunakan untuk melawan virus hepatitis B dan virus
hepatitis C. Interferon diberikan melalui suntikan. Efek samping interferon
timbul beberapa jam setelah injeksi diberikan.
Efek samping dari pemberian interferon diantaranya adalah :
·
rasa
seperti gejala flu
·
demam
·
mengigil
·
nyeri
kepala
·
nyeri
otot dan sendi.
Setelah beberapa jam, gejala dari efek samping tersebut
mereda dan hilang. Efek samping jangka panjang yang dapat timbul adalah
gangguan pembentukan sel darah yaitu menurunnya jumlah sel granulosit
(granulositopenia) dan menurunnya jumlah trombosit (trombositopenia), mengantuk
bahkan rasa bingung.
b.
Lamivudin
: Lamivudin adalah antivirus jenis nukleotida yang menghambat enzim reverse
transcriptase yang dibutuhkan dalam pembentukan DNA. Lamivudin diberikan pada
penderita hepatitis B kronis dengan replikasi virus aktif dan peradangan hati.
Pemberian lamivudin dapat meredakan peradangan hati, menormalkan kadar enzim
ALT dan mengurangi jumlah virus hepatitis B pada penderita.
Terapi lamivudin untuk jangka panjang menunjukkan menurunnya
resiko fibrosis, sirosis dan kanker hati. Namun lamivudin memiliki kelemahan
yang cukup vital yaitu dapat menimbulkan resistensi virus.
Efek samping yang mungkin muncul dari pemberian lamivudin
antara lain:
·
rasa
lemah
·
mudah
lelah
·
gangguan
saluran pencernaan
·
mual,
muntah
·
nyeri
otot
·
nyeri
sendi
·
sakit
kepala
·
demam,
serta kemerahan.
Efek samping yang
berbahya lainnya adalah radang pankreas, meningkatnya kadar asam laktat, dan
pembesaran hati. Namun umumnya efek samping tersebut dapat ditolerir oleh
pasien. Terapi lamivudin ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil..
c.
Adepovir
dipivoksil : Adepovir dipivoksil berfungsi sebagai penghenti proses penggandaan
untai DNA (DNA chain terminator), meningkatkan jumlah sel yang berperan dalam
sistem imun (sel NK) dan merangsang produksi interferon dalam tubuh. Kelebihan
adepovir dipivoksil dibandingkan dengan lamivudin adalah jarang menimbulkan
resistensi virus.
Efek samping yang ditimbulkan adepovir dipivoksil antara
lain:
·
nyeri
pada otot
·
punggung
·
persendian
dan kepala.
Selain itu terdapat
juga gangguan pada saluran pencernaan seperti mual atau diare, gejala flu,
radang tenggorokan, batuk dan peningkatan kadar alanin aminotransfrase.
Gangguan fungsi ginjal juga dapat terjadi pada dosis berlebih.
d.
Entecavir
: Entecavir berfungsi untuk menghambat enzim polymerase yang dibutuhkan dalam
sintesis DNA virus. Kelebihan entecavir adalah jarang menimbulkan resistensi
virus setelah terapi jangka panjang.
Sedangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya adalah :
·
nyeri
kepala
·
pusing
·
mengantuk
·
diare
·
mual
·
nyeri
pada ulu hati dan insomnia
e.
Telbivudin
: Telbivudin adalah jenis antivirus yang relatif baru. Terapi telbivudin
diberikan pada pasien hepatitis B dengan replikasi virus dan peradangan hati
yang aktif. Telbivudin berfungsi menghambat enzim DNA polymerase yang membantu
proses pencetakan material genetic (DNA) virus saat bereplikasi. Meski belum
didukung data yang cukup bahwa telbivudin aman bagi ibu hamil, sebaiknya terapi
telbivudin tidak diberikan pada ibu hamil mupun menyusui.
Efek samping dari
terapi telbivudin antara lain :
·
mudah
lelah
·
sakit
kepala
·
pusing
·
batuk
·
diare
·
mual
·
nyeri
otot, dan rasa malas.
Vitamin K dapat diberikan pada kasus dengan kecenderungan
pendarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penagannn seperti pada
koma hepatik.
G.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorum akan didapatkan gambaran kerusakan
parenkin hati. Bilirubin serum meningkat, demikian pula transaminase serum. HBV
– Diagnosis dan tes lain, bila SGPT/SGOT tinggi, diagnosis HBV dilakukan dengan
tes darah. Tes ini jauh lebih rumit daripada tes HIV: tes HBV mencari antigen
(pecahan virus hepatitis B) tertentu dan antibodi (yang dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap HBV). Tes darah awal untuk diagnosis
infeksi HBV mencari satu antigen – HbsAg (antigen permukaan, atau surface,
hepatitis B) dan dua antibodi – anti-HBs (antibodi terhadap antigen permukaan
HBV) dan anti-HBc (antibodi terhadap antigen bagian inti, atau core, HBV).
Sebetulnya ada dua tipe antibodi anti-HBc yang dibuat: antibodi IgM dan
antibodi IgG.Tes darah yang dipakai untuk diagnosis infeksi HBV dapat
membingungkan, karena ada berbagai kombinasi antigen dan antibodi yang berbeda,
dan masing-masing kombinasi mempunyai artinya sendiri. Berikut adalah arti dari
kombinasi yang mungkin terjadi :
Table 2. Tes darah
yang dipakai untuk diagnosis infeksi HBV.
H.
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan nekrosis sel hati
sentribuler, infiltrasi sel radang disegitiga portal, sedangkan kerang karetikulin
masih baik.Sayangnya, tes darah tidak dapat memberikan semua informasi tentang
keadaan hati seseorang. Mengukur viral load HBV, tingkat enzim hati, dan AFP
dalam darah tidak dapat menentukan apakah ada kerusakan, dan bila ada, tingkat
kerusakan. Untuk ini, dibutuhkan biopsi hati. Biopsi hati hanya diusulkan untuk
pasien dengan viral load HBV yang tinggi (di atas 100.000 kopi) dan tingkat
enzim hati yang tinggi.
BAB III
MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEY PADA KEHAMILAN
I. PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)
1.
DATA SUBJEKTIF
A.
BIODATA PASIEN
v
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama
dengan klien (Christian .I. 1984 : 84).
v
Umur
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap
permasalahan kesehatan pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat,
dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
(Sarwono, 1999:23)
v
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan
bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat
mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk
memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang
sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah. (Christina .I. 1984 : 84).
v
Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan
pasien/klien, bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan
mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang dihisap
akan berpengaruh pada janin. (Cristina I, 1989:85)
v
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan
memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
v
Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
v
Status Perkawinan
Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan
ditanyakan tentang perkawinan keberapa kalinya.
v
Suku/Ras
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien,
akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
B.
RIWAYAT PASIEN (KELUHAN
UTAMA)
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong
pasien/klien datang kepada bidan. Untuk mengetahui keluhan utama tersebut
pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai berikut: “Apa yang ibu
rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
Setelah pasien menjawab pertanyaan yang diajukan diatas maka
pertanyaan selanjutnya adalah sebagai berikut :
v
Sejak kapan
timbulnya gangguan dirasakan?
v
Ceritakan secara
kronologis timbulnya gangguan tersebut?
v
Apakah gangguan
tersebut hilang timbul? Bagaimana frekuensinya?
v
Dimana letak rasa
sakit yang dirasakan? Bagaimana intensitas dan tingkat perawatannya?
v
Apakah ada keluhan
lain?
v
Apakah gangguan
tersebutmenghalangi kegiatan sehari-hari?
v
Apa yang telah
dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut? Apakah efektif?
C.
RIWAYAT MENSTRUASI
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi
pasien/klien.
v
Menarche
Untuk
mengetahui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.
v
Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
v
Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan. Kadang kita akan kesulitan untuk mendapatkan data yang valid.
Sebagai acuan biasanya digunakan criteria banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang
diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat kaji lebih
dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai berapa kali
mengganti pembalut dalam sehari.
v
Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau
jumlah darah yang banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk
kepada diagnosis tertentu.
v
Menstruasi yang
Terakhir
Untuk
mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang
v
Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit.
Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip kram yang terasa pada abdomen bagian
bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan mudah tersinggung, depresi
mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
v
Keteraturan
Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi
biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila terjadi ketidak teraturan menstruasi pada
pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui factor-faktor penyebabnya.
v
Fluor albus
Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina
bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering
menimbulkan keluhan. Ganococcus menyebabkan flour seperti nanah,
Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih berbau, sedangkan candida
albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning dan menyebabkan
gatal yang sangat.
v
Gangguan sewaktu
Menstruasi
Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi,misalnya nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau
keadaan mudak tersinggung (emosional meningkat). Gangguan yang dialami pasien
dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
D.
RIWAYAT PERKAWINAN
Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat
perkawinan terhadap permasalahan kesehatan pasien/klien. Berapa kali kawin dan
berapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin ibu.
Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal). (Sulaiman, 1983:155).
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat
perkawinannya adalah :
Kawin
: …………………..kali
Usia Kawin Pertama ………………………tahun
Status
Perkawinan
Lama
Pernikahan
E.
RIWAYAT KEHAMILAN
DAN PERSALINAN
Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan
dan nifas yang lalu. Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan
persiapan persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor
yang mempengaruhi persalinan. Mencakup :
v
Jumlah Kehamilan
dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus), H (hidup)
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan
kelahiran pasien.
v
Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini
dilakukan untuk sumber informasi jika ketika kehamilan atau persalinan
mengalami pendarahan penanganan penggantian darah yang keluar melalui transfusi
darah lebih cepat dilakukan.
v
Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan,
lamanya melahirkan, cara melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan,
melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang
dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit
seperti perdarahan, sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa
kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang.
v
Masalah atau
gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul
sewaktu hamil dan melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya
dan penanggulangannya.
F.
RIWAYAT NIFAS
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa
nifas yang lalu (perdarahan, feloris).
G.
RIWAYAT KELAHIRAN
ANAK
v
Berat bayi sewaktu
Lahir
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami
trauma lahir dimana hal ini terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan
mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama preses persalianan. Kejadian ini
terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram.
v
Kelainan Bawaan
Bayi
Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi
agar tidak memperparah kondisi.
v
Jenis Kelamin Bayi
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.
v
Status Bayi yang
Dilahirkan: hidup atau mati
o
Bila bayi hidup,
bagaimana keadaannya sekarang
o
Bila meninggal, apa
penyebab kematiannya
H.
RIWAYAT GINEKOLOGI
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk
tentang organ reproduksi pasien. Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin,
tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi ginekologi. Jika didapatkan adanya
salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat reproduksi, maka harus
waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat reproduksi pada masa
postpartum.
I.
RIWAYAT KELUARGA
BERENCANA
Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan
kontrasepsi, lamanya menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian
kontrasepsi (bila tidak memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat
kontrasepsi. (Depdikbud, 1999).
J.
RIWAYAT KEHAMILAN
SEKARANG
Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid,
perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan
sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu. Anamnesa haid serta siklusnya dapat
diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau perkembangan kehamilannya
serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera adanya kelainan /
masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.
K.
RIWAYAT PENYAKIT
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita
pasien/klien. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat
terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
(Depkes RI, 1993:65),
misal:
o
Ibu hamil dengan
riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan
kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension.
o
Ibu hamil dengan
riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan
dan bisa menular pada bayi.
o
Ibu dengan riwayat
DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa cacat bawaan, janin
besar.
o
Ibu menderita
hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono, 1999:401)
L.
GAMBARAN PENYAKIT
YANG LALU
Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan
perlu mengetahui gambaran mengenai riwayat penyakit pasien/klien, misal apakah
penyakit tersebut parah/tidak, apakah sudah dilakukan tindakan pada penyakit
tersebut, dll. Informasi ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat
terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
M.
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya.
Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan mencakup penyakit kanker, jantung,
hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawa lahir, kehamilan kembar
atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah, alergi, penyakit yang menyebabkan
kematian bagi bapak atau ibu yang telah meninggal.
N.
KEADAAN SOSIAL
BUDAYA
Untuk
mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
v
Jumlah anggota
keluarga
v
Dukungan materiil
dan moril yang didapat dari keluarga
v
Kebiasaan-kebiasaan
yang menguntungkan kesehatan
v
Kebiasaan yang
merugikan kesehatan.
2.
DATA OBJEKTIF
Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya
terhadap kehamilan untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.
A.
PEMERIKSAAN UMUM
v
Pengukuran
Temperatur, Tekanan Darah, dan Denyut Nadi
Pengukuran temperature, tekanan darah dan denyut nadi
dilakukan sebab perbedaan suhu, tekanan (tensi) darah dan denyut nadi dari
normal akan menunjukkan adanya gangguan kesehatan dalam tubuh pasien.
v
Berat dan Tinggi
Badan
Tujuan pengukuran berat dan tinggi badan adalah untuk
memeastikan kesan umum terhadap tubuh pasien/klien, terutama mengenai derajat
kegemukannya. Pasien/klien yang gemuk atau kurus memberikan kemungkinan lebih
mudah mengidap penyakit. Barat badan dicatat dalam ukuran kilogram, dan tinggi
badan dalam ukuran sentimeter (cm).
B.
PEMERIKSAAN KHUSUS
v
Pemeriksaan Kulit
o
Observasi : warna
dan parut bekas luka.
v
Postur tubuh
Untuk mengetahui perubahan pada tubuh seperti gemuk atau
kurus, tinggi atau pendek, perut tampak lebih besar atau tidak daan sebagainya.
v
Gerakan tubuh
Untuk mengetahui cara berjalan, berdiri, duduk, berbicara,
posisi anggota badan, lemah, menggigil, sesak, dan sebagainya.
v
Ekspresi wajah
Untuk mengetahui ekspresi gembira, sedih, kesakitan,
ketakutan, pucat, ketuaan, dan sebagainya pada ibu hamil
o
Palpasi :
kelembaban dan turgor
v
Kepala dan leher
Di dalam pemeriksaan kepala dan leher dapat dilakukan
melalui:
v
Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut seperti hitam, lebat, tidak
bau, tidak berketombe
v
Tempurung Kepala
Untuk observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala.
Palpasi bila tampak benjolan untuk mengetahui besar, bentuk, kekenyalan dan
mobilitasnya.
v
Mata
Untuk mengetahui apakah terjadi anemia atau tidak pada
conjungtiva
v
Telinga
Untuk mengetahui ada atau tidak serumen di telinga
v
Hidung
Untuk mengetahui ada atau tidak polip atau secret
v
Muka
Untuk mengetahui ada atau tidak chloasma gravida dan ada
icterus atau tidak pada sklera
v
Mulut
Untuk mengetahui apakah adanya pembesaran tonsil atau karies
gigi
v
Gigi
Untuk mengetahui keadaan konstruksi gigi apakah terjadi
kekeroposan atau tidak dimana hal inimenjdi indikasi adanya kekurangan kalsium
atau tidak
v
Leher
Untuk mengetahui ada atau tidak pembesaran kelenjar getah
bening, ada atau tidaknya struma/kelenjar gondok, dan ada atau tidak pembesaran
vena jogularis
v
Dada dan Aksilla
Dinding Thoraks
Observasi bentuk thoraks. Misal, apakah kiphosis atau tidak.
v
Payudara
Observasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan
warna kulit dan putting susu. Palpasi dilakukan untuk mengatahui ada tidaknya
benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi)
v
Aksilla
Observasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjola.
Palpasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya rasa sakit dan tumor.
v
Abdomen
Observasi dinding abdomen.Untuk mengamati gerak uterus
(his), gerak janin, dan tanda-tanda kehamilan.
v
Palpasi
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri yang erat kaitannya
dengan umur kehamilan. Pemerikasaan Leopold dengan mempalpasi abdomen dapat
menentukan letak janin di dalam uterus, cekungan perut, nyeri tekan, tes
Osborn, ukuran panggul luar, his.
v
Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung anak (punctum
maximum, lama, + kekuatan, relaksasi)
v
Ekstremitas
o
Atas : gangguan
atau kelainan, bentuk
Observasi keadaan tangan terutama telapak tangan dan kuku,
misal untuk mengetahui apakah tampak pucat atau sianosis.
o
Bawah : bentuk,
udema, varises
Observasi dilakukan untuk mangetahui ada tidaknya kelainan
seperti varises dan udema. Palpasi dilakukan untuk menentukan derajat varises
atau udema.
v
Pemeriksaan Tulang
Punggung
Untuk mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah
lordosis atau tidak.
v
Genitourinaria
Kebersihan
o
Genetalia eksterna
: observasi labia mayora, minora, fluor albus (warna dan baunya)
o
Genetalia interna :
observasi vagina, portio dan orifisium eksterna
v
Pemeriksaan Anus
Untuk mengetahui apakah ditemukan kelainan atau tidak pada
anus.
v
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dengan jari telunjuk dan jari tengah untuk
menentukan kondisi portio, pembukaan orifisium uteri, keadaan ketuban, letak
anak di dalam panggul, dan luas panggul bagian dalam.
3.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
A.
Urine
Untuk mengetahui adanya kandungan albumin atau reduksi pada urine
B.
Kadar Hb
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau tidak
pada masa kehamilan
C.
Hematokrit (Ht)
Data ini digunakan sebagai penunjang diagnosis anemia.
D.
Kadar Leukosit
Untuk mengetahui adanya infeksi atau tidak pada kehamilan
E.
Golongan Darah
Jika terjadi pendarahan pada pasien pada masa kehamilan atau
setelah melahirkan menanganan segera dapat dilakukan.
4.
REKAM MEDIS KLIEN
Rekam
medis klien digunakan untuk:
v
Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan
dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.
v
Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Membuat rekam medis dengan jelas dan lengkap akan
meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi bidan dan untuk pencapaian
kesehatan masyarakat yang optimal.
v
Pendidikan dan
Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis
penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk
bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang
kebidanan.
v
Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan
tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
v
Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik
kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan
untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
v
Pembuktian Masalah
Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga
bermanfaat dalam penyelesaian masalah
hukum, disiplin dan etik.
II. MERUMUSKAN MASALAH (DIAGNOSA)
Pada langkah ini, bidan menganalisa data dasar yang
diperoleh pada langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis,
sehingga dapat merumuskan diagnose atau masalah kebidanan.
Di
dalam diagnosa unsur – unsur berikut perlu dicantumkan yaitu:
1.
Keadaan Pasien
(ibu)
Keadaan
pasien dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa)
2.
Keadaan Janin
Keadaan
janin dicantumkan untuk membantu merumuskan masalah (diagnosa)
3.
Masalah Utama dan
Penyebabnya
Masalah dirumuskan bila bidan menemukan kesenjangan yang
terjadi pada respon ibu terhadap kehamilannya. Tujuan mengetahui masalah utama
dan penyebab adalah melakukan pengkajian lebih lanjut untuk diberikan
intervensi khusus, baik berupa dukungan/penjelasan/tindakan/follow up/rujukan.
CONTOH:
Ø
Keadaan Pasien dan
Janin
Ibu G1P0A0 hamil 36 minggu 4 hari, janin tunggal, hidup,
intrauterin, bagian terendah kepala, dengan anemia ringan.
Dasar :
Ibu mengatakan pegal-pegal pada pinggang dan kaki, sering
lelah, pusing, mata berkunang-kunang,
Hb : 9,4 g%
Ibu mengatakan hamil anak pertama
HPHT : 5 Oktober
2006
Leopold I : TFU
34cm TBJ : 3410g
Leopold II
: Puki (letak punggung janin kiri)
Leopold III
: Kepala
Leopold IV
: Kepala sudah masuk PAP, posisi sejajar
DJJ : 140x/menit
Ø
Masalah Utama dan
Penyebabnya
1. Gangguan aktifitas
Dasar :
1) Ibu merasakan
kram pada kaki
2) Ibu mengatakan
cepat lelah
2. Gangguan rasa nyaman
Dasar :
1) Ibu merasa
cemas menjelang persalinan
2) Ibu mengatakan
cepat lelah
3) Ibu mengatakan
kurang istirahat
3. Gangguan pemenuhan nutrisi
Dasar:
1) Ibu terlihat
pucat
2) Ibu mengatakan
tidak nafsu makan
3) Ibu tampak
lemas
III. MENGANTISIPASI MASALAH (IDENTIFIKASI)
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam
melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan
yang akan timbul dari kondisi yang sudah ada/sudah terjadi.
v
Masalah Potensial
Dengan mengidentifikasi masalah potensial/diagnose potensial
yang akan terjadi berdasarkan diagnose/masalah yang sudah ada, bidan harus
dapat merumuskan tindakan yang perlu diberikan untuk mencegah atau menghindari
masalah/dignosa potensial yang akan terjadi.
v
Mengantisipasi
penanganan
Pada langkah antisipasif ini diharapkan bidan selalu waspada
dan bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman dan dilakukan
secara cepat, karena sering terjadi dalam kondisi emergensi.
v
Prognosa
Data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan pasien
apakah membaik atau memburuk, sehingga dapat segera dilakukan tindakan.
CONTOH:
Berdasarkan
contoh diagnosa diatas
Ø
Masalah Potensial
Potensial terjadi persalinan lama, terjadi infeksi,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), terjadi sub involusi uteri
yang menimbulkan perdarahan antepartum, pengeluaran ASI kurang.
Ø
Mengantisipasi
penanganan