KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Diabetes Mellitus dalam kehamilan
( DM Gestasional ) “ ,
sebagai salah satu tugas mata kuliah Kebidanan Komunitas (Askeb IV).
Pada semester 4 Program Studi D III Kebidanan STIKes Mercubaktijaya Padang.
Penyusun
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karna itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu
Devi Syarief, S.Si.T, M.Keb selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan
tugas penyusunan makalah ini sehingga kami mendapatkan pengetahuan tentang Diabetes
Mellitus dalam kehamilan
2. Semua
pihak khususnya anggota kelompok yang telah meluangkan waktu dan pikirannya
untuk mengerjakan tugas ini.
3. Serta
teman – teman semua yang telah mendukung selesainya makalah ini .
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas
segala amal yang telah diberikan dan semoga makalah ini berguna baik bagi
penulis maupun pihak yang memanfaatkannya.
Penulis menyadari bahwa makalh ini jauh dari
sempurna . oleh karna itu saran dari pembaca sangat penulis harapkan dengan
demi perbaikan makalah ini.
Padang
, 29 Maret 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang
diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu
mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa
akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi
glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis
ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan
sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca
persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu
dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis
DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila
kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah
100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan
yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50
gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa
darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua
wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak
merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa,25%kemungkinan
akan berkembang menjadi DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani
dengan professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa
yang akan dating, juga saat persalinan.
Diabetes Gestational merupakan komplikasi medis yang paling umum
terjadi selama kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil
lagi. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan.
Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes mellitus
pada kehamilan dapat berlanjut mengidap diabetes mellitus setelah persalinan.
Disarankan agar setelah persalinan pemeriksaan gula darah diulang secara
berkala misalnya setiap enam bulan sekali.
Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil
maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung, dan
juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi
diabetik. Akhir dari kehamilan penderita DM dapat dibuat lebih aman apabila
ditangani dengan penatalaksanaan yang tepat, perawatan yang optimum meliputi
inisiasi terapi intensif sebelum konsepsi. Pasien-pasien ini memerlukan
diagnosis dan penatalaksanaan prenatal yang khusus.
Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah riwayat keguguran
berulang, pernah melahirkan bayi yang beratnya sama dengan atau melebihi 4000
g, pernah mengalami preeklamsia (keracunan kehamilan), atau pernah melahirkan
bayi mati tanpa sebab yang jelas atau bayi dengan cacat bawaan.
Selain itu yang juga merupakan faktor risiko adalah usia ibu hamil
yang melebihi 30 tahun, riwayat diabetes mellitus dalam keluarga, serta pernah
mengalami diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
-
Bagaimana
Patofisiologi terjadinya DM pada masa kehamilan
-
Bagaimana
Proses asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan DM
C. TUJUAN
-
Untuk mengetahui
bagaiman asuhan kebidanan DMG pada kehamilan
-
Untuk mengetahui apa
itu DMG dalam kehamilan
-
Untuk mengetahui
patofisiologi DMG dalm kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORI
DIABETES MELLITUS DALAM
KEHAMILAN
( DIABETES GESTASIONAL
)
A.
PENGERTIAN
ü
Diabetes
Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa.
ü
Suatu
Intoleransi karbohidrat ringan ( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat
yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
ü
Penyakit
kelainan metabolisme, dimana penderita tidak bias secara otomatis mengendalikan
tingkat glukosa dalam darahnya.
Berbagai
tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama
kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga
diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
B. ETIOLOGI
DMG
disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam
kelenjar pancreas yang bekarja menghasilkan insulin.
Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan
janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan produksi
insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang timbul
dalam kehamilan ).
C.
TANDA
DAN GEJALA
ü Sering kencing pada malam hari ( polyuria )
ü Selalu
merasa haus ( polydipsia)
ü Selalu
merasa lapar ( polyfagia )
ü Selau
mersa lelah atau kekurangan enrgi
ü Penglihatan
menjadi kabur
ü Hyperglaisimia
( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )
ü Glaikosuria
( glukosa dalam urine )
ü Mata
kabur
ü Pruritus
vulva.
ü Ketonemia.
ü BB
menurun
ü Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
ü Gula
darah sewaktu > 200 mg/dl
ü Gula
darah puasa > 126 mg/dl.
D.
KLASIFIKASI
1. Diabetes
mellitus yang tergantung pada insulin ( Tipe 1/ Id DM )
Biasanya terdapat pada orang yang masih muda.
Gejalanya terjadi dengan tiba – tiba . kadar glukosa darah yang tinggi.
2. Diabetes
mellitus yang tidak tergantung pada insulin ( Tipe 2 / NID DM)
Biasanya terdapat pada orang yang usianya > 40
tahun , terjadi secara perlahan – lahan , dan kemungkina tidak ada tanda atau
gejala , biasanya terdapat pada orang gemuk , usia lanjut dan tidak aktif.
3. Diabetes
tipe lain.
4. Diabetes
mellitus gestasional (DMG) yaitu diabetes yang hanya timbul dalam kehamilan.
Tabel.
klasifikasi insulin
KARAKTERISTIK
|
TIPE
1 ( DEPENDEN INSULIN )
|
TIPE 2 (
NON DIPENDEN INSULIN )
|
Lokus genetic
|
·
Kromosom
6
|
·
Tidak
diketahui
|
Onset umur
|
·
<
20 tahun
·
<
40 tahun
|
·
Umur
> 40 tahun
|
Habitus
|
·
Normal,terjadi
pemborosan energi
|
·
Gemuk
|
Insulin plasma
|
·
Insulin
rendah/tidak ada/ kurang
|
·
Tinggi.resistensi
terhadap insulin tinggi
|
Glucagon
|
·
Konsentrasi
tinggi dapat diturunkan
|
·
Konsentrasi
tinggi , resistensinya juga tinggi
|
Komplikasinya reaksi kortison terhadap terapi insulin
|
·
Ketoasidosis
·
bereaksi
|
·
hyperosmoler
sampai koma
·
dapat
bereaksi
|
Sulfonil- urea
|
·
tidak
bereaksi
|
·
bereaksi
dengan baik
|
E.
SKRINING
Fourth International
Workshop-Conference on Gestational Diabetes: Merekomendasikan skrining untuk
mendeteksi Diabetes Gestasional :
- Risiko Rendah :
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan
apabila :
- Angka kejadian diabetes gestational pada daerah tersebut rendah
- Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat
- Usia < 25 tahun
- Berat badan normal sebelum hamil
- Tidak memiliki riwayat metabolism glukosa terganggu
- Tidak ada riwayat obstetric terganggu sebelumnya
2. Risiko Sedang :
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan
24 – 28 minggu terutama pada wanita dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia
Timur, dan Asia Selatan.
3. Risiko Tinggi : wanita dengan obesitas, riwayat
keluarga dengan diabetes, mengalami glukosuria (air seni mengandung glukosa).
Dilakukan tes gula darah secepatnya.
Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis maka pemeriksaangula darah diulang
pada minggu 24 – 28 kehamilan atau kapanpun ketika pasien mendapat gejala yang
menandakan keadaan hiperglikemia (kadar gula di dalam darah berlebihan).
F.
KOMPLIKASI
·
Tekanan darah tinggi, preeclampsia
dan eclampsia.
Gestational diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk
mengalami tekanan darah yang tinggi selama kehamilan. Hal tersebut juga akan
meningkatkan resiko ibu untuk terkena preeclampsia dan eclampsia, yaitu 2 buah
komplikasi serius dari kehamilan yang menyebabkan naiknya tekanan darah &
gejala lain, yang dapat membahayakan ibu maupun sang buah hati.
·
Diabetes di kemudian hari.
Jika mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar
akan mengalami kembali pada kehamilan berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko
untuk menderita diabetes tipe 2 di kemudian hari. Akan tetapi dengan mengatur
gaya hidup seperti makan makanan yang bernutrisi & berolahraga dapat
mengurangi resiko terkena diabetes tipe 2 nantinya. Untuk wanita dengan riwayat
gestational diabetes, yang berhasi menurunkan berat badan hingga ideal setelah
melahirkan, maka resikonya untuk terkena diabetes tipe 2 hanya kurang dari 1
per 4 wanita.
Komplikasi pad maternal
|
Komplikasi pada janin
|
· Hipertensi 10-20 %
·
Hidraamnion 20-25%
·
Bakteriuria 7-10 %
·
Persalinan distosia 10-15 %
·
Kematian maternal jarang
·
Gangguan vaskuler sehingga menimbulkan : preeclampsia
|
·
Kematian perinatal tinggi
·
Kelainan congenital 6 %
·
Makrosomia
·
Kematian intra uterin
·
Abortus berulang / tanpa sebab
·
Respiratory distress syndrom
|
·
Dapat terjadi infertilitas
·
Emesis dan hyperemesis berat
|
· Janin makrosomia cenderung
menyebabkan pertolongan persalinan operatif transoabdominal
|
·
Dampak lain kolestrol tinggi dan hypertensi adalah :
·
Retinopati
·
Nefropati
·
Neuropath
·
ateroskelosis
|
·
pertolongan persalina pervaginam yang paling berbahaya
adalah distosia bahu.
|
G.
PATOFISIOLOGI
Pada DMG, selain perubahan-perubahan
fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin
menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi
terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam
membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber
energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain
itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan
metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
Dalam kehamilan terjadi perubahan
metabolism endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin
serta persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui
plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai
kadar darah ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu
yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi
hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang
aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal.
Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik
telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen
ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu
meningkatkan produksi insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang
menyebabkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Pada DMG, selain perubahan-perubahan
fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin
menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi
terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi
terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
H.
FAKTOR
RESIKO
a. Factor kebidanan
ü Beberapa kali keguguran
ü Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas.
ü Riwayat pernah melahirkan anak dengan cacat bawaan.
ü Pernag pre-eklampsi
ü polihidramnion
b. Factor ibu
ü Umur ibu hamil lebih dari 30 tahun
ü Riwayat DM dalam keluarga
ü Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
ü Infeksi saluran kemih yang berulang-ulang sebelum hamil.
I.
PENGARUHNYA
Terhadap kehamilan
|
Terhadap persalinan
|
Terhadap nifas
|
·
Hyperemesis
gravidarum
·
Pemakaian glikogen
bertambah
·
Meningkatnya
metabolism basal
·
Sebagian insulin ibu
dimusnahkan oleh enzim insulin dalam plasenta
|
·
kegiatan otot rahim
dan usaha meneran mengakibatkan pemakaian glukosa lebih banyak , sehingga
dapat terjadi hypoglikemia , apabila disertai dengan muntah – muntah.
|
·
Lebih sering
mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis yang menghambat luka jaln lahir , baik
rupture perineum maupun lika episitiomi
|
J.
PENATALAKSANAAN
a)
Pengelolaan medis
Sesuai dengan pengelolaan medis DM
pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet
dan pengendalian berat badan ibu.
1. Kontrol secara ketat gula darah,
sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan
kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin
yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih
atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat
terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah
diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang
gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara
Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah
keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
− Kalori kegiatan jasmani 10-30%
− Kalori untuk kehamilan 300 kalor
− Perlu diingat kebutuhan protein
ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2
minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau normoglikemia, yaitu
kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl,
maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan
menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama
dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500
kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan
masa menyusui selesai.
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan
untuk :
− Mempertahankan kadar glukosa darah
puasa < 105 mg/dl
− Mempertahankan kadar glukosa darah
2 jam pp < 120 mg/dl
− Mempertahankan kadar Hb glikosilat
(Hb Alc) < 6%
− Mencegah episode hipoglikemia
− Mencegah ketonuria/ketoasidosis
deiabetik
− Mengusahakan tumbuh kembang janin
yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah
teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat
pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan
antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin
sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan
sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap
minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung
status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan
ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak
berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin yang digunakan harus
preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin yang bukan berasal
dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan
terbentuknya antibodi terhadap
insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental
blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.
Pada DMG, insulin yang digunakan
adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2
kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan
antara insulin kerja pendek dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang
diharapkan.
Obat hipoglikemik oral tidak
digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat
diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI
b). Pengelolaan obstetrik
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan
pemantauan keadaan klinis ibu dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/
tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan
USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada
tingkat Polindes
dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin.
Pada
tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi
fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin.
Pada
tingkat rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri :
·
NST – USG serial
·
Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin
plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.
·
Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan
36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin
merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.
·
Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat
dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa.
Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
·
Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan
khusus.
·
Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan
amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia
kehamilan < 38 mg).
·
Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia,
kelainan vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan
monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan
komplikasi biasanya memerlukan insulin.
·
Penilaian paling ideal adalah penilaian janin dengan skor
fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).
PENGKAJIAN DENGAN MANAJEMEN VARNEY
1.
PENGUMPULAN
DATA
Mengumpulkan data
subyektif dan data obyektif berupa data focus yang di butuhkan untuk menilai
keadaan ibu sesuai kondisinya menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium.
a.
Data
subjektif
ü Biodata ibu dan suami
a)
Nama ibu
Untuk mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih
mudah untuk berkomunikasi.
b) Nama suami
Untuk mengetahui
siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan
c) Umur ibu
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk berisiko pada kehamilan
ini apabila dilihat dari aspek umur. Ibu hamil yang lebih berbahaya dengan DMG
yaitu ibu primi tua atau ibu yang berumur > 35 tahun.
d) Agama ibu dan suami
Untuk mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya,
adakah kepercayaan terkait kehamilan.
e) Suku bangsa ibu
Untuk mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa
yang digunakan untuk berkomunikasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut.
f) Pendidikan ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga
memudahkan dalam pemberiaan informasi dan konseling.
g)
Pekerjaan
ibu dan suami
Untuk mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu
dan suami dan pengaruhnya terhadap ekonomi keluarga sehingga memudahkan dalam pemantauan
gaya hidup dari ibu.
h)
Alamat ibu
dan suami
Untuk mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta
lingkungan disekitar tempat tinggal ibu.
i) No tlp/hp ibu dan suami
Untuk memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada
masalah.
·
Keluhan
utama
Untuk mengetahui
keluhan yang dirasakan ibu yang dapat menunjang diangnosa ibu mengalami DMG
seperti sering kencing, cepat haus.untuk mengetahui hal patologis dalam
kehamilan yang dirasakan oleh ibu. Misalnya : ibu dengan DM sering merasakan polyfagi
( ibu sring merasa lapar), polyuri (sering kencing), polydipsi (sering mersa
haus). Hal ini di karenakan ibu hamil dengan DMG terjadi perubahan fisiologis,
juga terjadi perubahan jumla atau fungsi yang abnormal terhadp insulin.
Sehingga terjadi juga perubahan kinetika serta resistensi terhadap insulin yang
mengakibatkan komposisi sumber energy dalam plasma ibu rendah ( kadar gula
darah tinggi dan kadar insulin juga tetap tinggi).
ü Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
ü Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
ü Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
ü Berat badan menurun,
lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak
dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan
memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan
otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus
ü Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
·
Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui kapan pasien menarche, sejak kapan ibu
tidak mendapatkan haid haid.pola haid, teratur apa tidak. Hai ini penting untuk
diagnosiss. Karena untuk kepentingan mengukur umur kehamilan ibu dan menghitung
tapsiran persalinannya..
·
Riwayat
persalinan yang lalu
-
Riwayat ini sangat penting
untuk mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil,
jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah atau tidak
abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat
bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin
anak, jenis persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak
sekarang serta umur anak sekarang.
-
untuk mengetahui
bagaimana riwayat persalinan ibu sebelumnya, misalnya pada ibu dengan DMG
komplikasi pada janin megakibatkan janin menjadi besar (makrosomia), janin
mati, atau kelainan congenital.
Makrosomia adalah
bayi dengan berat badan > 4000gr hal ini dikarenakan
-
Terjadi akibat
hipernutrisi ibu yang berdampak pada janin, diantaranya, hiperglikemi,
kelebihan asam amino, asamlemak berlebihan,
-
Kompensasi dari sel
beta pancreas untuk mengeluarkan insulin sehingga overnutrisi dapat diubah
menjadi bentuk anabolic janin
-
Metabolism alam bentuk
anabolic terjadi sema bagian janin kecuali otaknya
Kelainan congenital adalah cacat bawaan
-
Perubahan metabolism
ibu hamil yang menyebabkan hiperglikemia, hiperketosis bahkan dapat terjadi
hipoglikemia. Dengan demikian, sumber energy janin tidak mampu menentu sehingga
dalam pertumbuhannya kekurangan FUEL MEDIATOR
-
Dalam keadaan tertentu
glikolisis terganggu. Bil gangguan terjadi sejak umur 7 minggu, pada saat
organogenesis, ganguan pembentukan organ dan kelainan congenital apat terjadi
-
Konsentrasi
glycosylated haemoglobin yang merupakan bentuk radikal glukosa sangat
memengaruhi kejadian kelainan congenital
-
Glikosil adalah bentuk
radikal dari glukosa yang berkaitan dengan hemoglobin. Glikosil bentuk
glycosylated hemoglobin yang tidak efektif menghantarkan o2
-
Untuk mengurangi
kemungkinan kelainan congenital dapat diberikan asam folik setiap hari sekitar
4-5 mg. asam foliat dapat diberikan mulai saat terlambat menstruasi
Kematian Janin dalam rahim
Kadar glukosa maternal yang tidak stabil bisa menyebabkan terjadinya
janin mati dalam rahim, yang merupakan kejadian khas pada ibu dengan diabetes.
·
Riwayat
kesehatan
-
Riwayat kesehatan yang
lalu, untuk mengidentifikasi adakah ibu pernah menderita penyakit DM
-
Riwayat kesehatan
sekarang, untuk mngetahui apakah ibu menderita DM
·
Riwayat kesehatan keluarga
Perlu
ditanyakan karena ada kemungkinan ada keluarga yang mempunyai riwayat DM
·
Riwayat
kontrasepsi
Untuk mengetahui
alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan ibu, berapa lama dan apakah ada
keluhan seelama memakai alat kontrasepsi.
Misalnya pada
pil KB kombinasi hormone estrogen dan progestin lebih cenderung menyebabkan
perubahan dalam control glukosa darah sehingga pada ibu DM tidak bole di
gunakan karena akan menyebabkan semakin tingginya gluosa dalam darah ibu.
·
Riwayat
Psiko – social
a).
biologis
-
Pola nutrisi
Untuk mengetahui
status gizi ibu dan riwayat nutrisinya, pola nutrisi,
jenis dan porsi makan ibu, pola minum ibu berapa
gelas sehari dibnadingkan dengan sebelum dan saat hamil. Biasanya ibu hamil
dengan DMG akan mengeluh polidipsi banyak minum dan polyphogie banyak makan.
Untuk mengetahui
pemenuhan nutrisi pada ibu hamil.misalnya pada ibu penderita DMG :
-
Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
-
Kalori kegiatan jasmani 10-30%
-
Kalori untuk kehamilan 300 kalor
-
Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
-
Sementara itu tingginya
serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu
siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur
segar, seledri, taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat,
sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah.
-
Pola eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada keluhan
atau masalah dengan pola BAK maupun BAB. Untuk ibu hamil dengan DMG maka
biasanya akan timbul keluhan sering kencing polyuri sehingga disini diamati
frekuensi kencing ibu.
b).
Psikologis
untuk mengetahui
bagaimana perasaan ibu pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu mengalami
DMG.
b.
Data Objektif
·
Pemeriksaan
umum
Untuk
mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana
keluhan yang dirasakan ibu, mempengaruhi kondisi kesehatan ibu secara umum.
Biasanya pada ibu DMG ibu akan tampak cemas, gelisah.
-
Keadaan Umum
Untuk mngetahui
bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak
-
Kesadaran
Untuk mengetahui
bagaimana tingkat kesadaran klien
-
Keadaan Emosional
Untuk mengetahui
keadaan emosional untuk mengetahui
kadaan emosional klien dalam keadaan stabil atau tidak
-
TTV ( Tanda – tanda
Vital )
Untuk mengetahui
keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan keluhan yang
dirasakan ibu
Sebagian ibu
hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan metabolic
berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula berupa
ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi , insulin
berperan besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon kelenjar
pancreas dengan memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin, gukosa
masuk kedalam sel, insulin juga berperan dala penyimpanan kelebihan glukosa di
hati dalam bentuk glikogen. Akibat diabetes kadar gula darah akan tetap tinggi.
Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu system hormone Renin Angiostensin
system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh. Gangguan itu
menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh darah mengerut
sehingga darah menjadi tinggi.
-
Berat badan dan tinggi
badan
untuk mengetahui
seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai pendeteksi
utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat badan yang
cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.
·
Pemeriksaan
sistematis dan ginekologi
-
Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu
hamil dengan DMG maka akan ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang
ditemukan akan besar. Disini perlu pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat
untuk dapat terus memantau kesejahteraan janin.
-
Anogenital
Pemeriksaan dilakukan apabila ibu
mengalami keluhan yang berhubungan alat reproduksinya.misalnya pada ibu DMG
mengalami infeksi saluran kemih yang diakibatkan karena perubahan sistem imunitas atau pertahanan
tubuhnya, juga mereka yang menderita penyakit yang menekan sistem daya tahan
tubuh
·
Pemeriksaan
penunjang
Hal ini penting
dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang lebih pasti.dan Pemeriksaan
yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining glukosa darah
serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia.
-
Periksaan urine lengkap
untuk untuk mengetahui apakah ada kandungan glukosa pada urine sehingga
menunjang untuk ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
-
Pemeriksaan darah .
contoh : kadar gula daah untuk mendeteksi adanya DM atau tidak
-
Periksa kadar
kolesterol trigliserida karna makan yang banyak mengandung kolesterol harus
dikurangi pada wanita hamil karna ini hany memperburuk keadaany jika ibu itu
DMG.
-
Pemeriksaan infeksi
TORCH untuk mendeteksi apakah ibu hamil tersebut mengalami infeksi pada
trimester petama, karena apabila terjadi infeksi janin akan mengalami cacat
bawaan.
2.
INTERPRETASI
DATA DASAR
Pada langkah ini
dilakukan identifikasi masalah terhadap maslah atau diagnose dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang dikumpulkan.
·
Diagnosa
kebidanan
Diagnosa
kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam lengkap
praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur kebidanan.
- G..A..P..A..H..
- Umur kehamilan
Beresiko jika ibu hamil brumur >
35 tahun, karna ini merupakan salah satu factor DMG
- Letak anak bila UK
≥ 36 minggu.
- Jumlah janin bila
UK ≥ 28 minggu.
- Keadaan anak
: hidup/mati
- Intra /ekstra uteri
Pada ibu dengan DM janin akan mengalami Intrauterine growth retardation, yaitu
o Diabetes
meletus yang lama diderita dapat menimbulkan gangguan vaskularisasi dan
aterosklerosis umum sehhingga dapat menimbulkan gangguan vaskularisasi menuju
plasenta dengan akibat :
-
Gangguan aliran nutrisi menuju janin meskipun terjadi
konsentrasi tinggi dalam darah maternal
-
Gangguan pertukaran O2/CO2 sehingga mengalami kekurangan
O2 dan kelebihan CO2 dan menimbulkan asidosis
o Akibat
terjadinya kekurangan nutrisi menahun dan asfiksia kronis, sehingga menimbulkan
gangguan tumbuh-kembang janin dalam bentuk intrauterin growth retardation
o Bayi dapat lahir
dengan berat lahir rendah simetris atau asimetris.
- Penyulit/komplikasi
ditulis dengan DMG
Thanks postingannya membantu kak.
BalasHapus